Waktu-waktu
Mustajab Untuk Berdo’a
Allah memberikan
masing-masing waktu dengan keutamaan dan kemuliaan yang berbeda-beda,
diantaranya ada waktu-waktu tertentu yang sangat baik untuk berdoa, akan tetapi
kebanyakan orang menyia-nyiakan kesempatan baik tersebut.
Allah memberikan
masing-masing waktu dengan keutamaan dan kemuliaan yang berbeda-beda,
diantaranya ada waktu-waktu tertentu yang sangat baik untuk berdoa, akan tetapi
kebanyakan orang menyia-nyiakan kesempatan baik tersebut. Mereka mengira bahwa seluruh
waktu memiliki nilai yang sama dan tidak berbeda. Bagi setiap muslim seharusnya
memanfaatkan waktu-waktu yang utama dan mulia untuk berdoa agar mendapatkan
kesuksesan, keberuntungan, kemenangan dan keselamatan. Adapun waktu-waktu
mustajabah tersebut antara lain:
Sepertiga
Akhir Malam
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu
bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya :
“Sesungguhnya Rabb kami yang Maha Berkah lagi Maha Tinggi turun setiap malam ke
langit dunia hingga tersisa sepertiga akhir malam, lalu berfirman ; barangsiapa
yang berdoa, maka Aku akan kabulkan, barangsiapa yang memohon, pasti Aku akan
perkenankan dan baran1gsiapa yang meminta ampun, pasti Aku akan
mengampuninya” (Shahih Al-Bukhari, kitab Da’awaat bab Doa Nisfullail
7/149-150).
Tatkala
Berbuka Puasa Bagi Orang Yang Berpuasa
Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu
‘anhu bahwa dia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
yang artinya:
“Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa pafa
saat berbuka ada doa yang tidak ditolak” (Sunan Ibnu Majah, bab Fis Siyam La
Turaddu Da’watuhu 1/321 No. 1775. Hakim dalam kitab Mustadrak 1/422.
Dishahihkan sanadnya oleh Bushairi dalam Misbahuz Zujaj 2/17).
Setiap
Selepas Shalat Fardhu
Dari Abu Umamah, sesungguhnya Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang doa yang paling didengar oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala, beliau menjawab:
“Di pertengahan malam yang akhir dan setiap
selesai [dubur shalat, yg benar mungking penghujung shalat, bukan selesai shalat.
krn syaikhul islam menegaskan Nabi tdk pernah berdoa setelah shalat] shalat
fardhu” (Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da’awaat 13/30. Dishahihkan oleh
Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi 3/167-168 No. 2782).
Sesaat
Pada Hari Jum’at
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa
Abul Qasim Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya pada hari Jum’at ada satu saat
yang tidak bertepatan seorang hamba muslim shalat dan memohon sesuatu
kebaikan kepada Allah melainkan akan diberikan padanya, beliau berisyarat
dengan tangannya akan sedikitnya waktu tersebut” (Shahih Al-Bukhari, kitab
Da’awaat 7/166. Shahih Muslim, kitab Jumuh 3/5-6)
Waktu yang sesaat itu tidak bisa diketahui
secara persis dan masing-masing riwayat menyebutkan waktu tersebut secara berbeda-beda,
sebagaimana yang telah disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 11/203.
Dan kemungkinan besar waktu tersebut berada
pada saat imam atau khatib naik mimbar hingga selesai shalat Jum’at atau hingga
selesai waktu shalat ashar bagi orang yang menunggu shalat maghrib.
Pada
Waktu Bangun Tidur Pada Malam Hari Bagi Orang Yang Sebelum Tidur Dalam Keadaan
Suci dan Berdzikir Kepada Allah
Dari ‘Amr bin ‘Anbasah Radhiyallahu ‘anhu
bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidaklah seorang hamba tidur dalam keadaan
suci lalu terbangun pada malam hari kemudian memohon sesuatu tentang urusan
dunia atau akhirat melainkan Allah akan mengabulkannya” (Sunan Ibnu Majah, bab
Doa 2/352 No. 3924. Dishahihkan oleh Al-Mundziri 1/371 No. 595)
Terbangun tanpa sengaja pada malam hari
(An-Nihayah fi Gharibil Hadits 1/190) Yang dimaksud dengan “ta’ara minal lail”
yaitu terbangun dari tidur pada malam hari.
Doa
Diantara Adzan dan Iqamah
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Doa tidak akan ditolak antara adzan dan
iqamah” (Sunan Abu Daud, kitab Shalat 1/144 No. 521. Sunan At-Tirmidzi, bab
Jamiud Da’waat 13/87. Sunan Al-Baihaqi, kitab Shalat 1/410. Dishahihkan oleh
Al-Albani, kitab Tamamul Minnah hal. 139)
Doa
Pada Waktu Sujud Dalam Shalat
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Adapun pada waktu sujud, maka
bersungguh-sungguhlah berdoa sebab saat itu sangat tepat untuk dikabulkan”.
(Shahih Muslim, kitab Shalat bab Nahi An Qiratul Qur’an fi Ruku’ wa Sujud 2/48)
Yang dimaksud adalah sangat tepat dan layak
untuk dikabulkan.
Pada
Saat Sedang Kehujanan
Dari Sahl bin a’ad Radhiyallahu ‘anhu
bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda.
“Dua doa yang tidak pernah ditolak ; doa pada
waktu adzan dan doa pada waktu kehujanan”. (Mustadrak Hakim dan dishahihkan
oleh Adz-Dzahabi 2/113-114. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami‘ No.
3078).
Imam An-Nawawi berkata bahwa penyebab doa
pada waktu kehujanan tidak ditolak atau jarang ditolak dikarenakan pada saat
itu sedang turun rahmat khususnya curahan hujan pertama di awal musim. (Fathul
Qadir 3/340).
Pada
Saat Ajal Takziah
Dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wa sallam mendatangi rumah Abu Salamah (pada hari wafatnya), dan beliau
mendapatkan kedua mata Abu Salamah terbuka lalu beliau memejamkannya kemudian
bersabda:
“Sesungguhnya tatkala ruh dicabut, maka
pandangan mata akan mengikutinya’. Semua keluarga histeris. Beliau bersabda : ‘Janganlah
kalian berdoa untuk diri kalian kecuali kebaikan, sebab para malaikat mengamini
apa yang kamu ucapkan” (Shahih Muslim, kitab Janaiz 3/38)
Pada
Malam Lailatul Qadar
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang
artinya:
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu
bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin
Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai
terbit fajar“. (Al-Qadr : 3-5)
Imam As-Syaukani berkata bahwa kemuliaan
Lailatul Qadar mengharuskan doa setiap orang pasti dikabulkan. (Tuhfatud
Dzakirin hal. 56)
Doa
Pada Hari Arafah
Dari ‘Amr bin Syu’aib Radhiyallahu ‘anhu dari
bapaknya dari kakeknya bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
yang artinya:
“Sebaik-baik doa adalah pada hari Arafah”
(Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da’waat 13/83. Dihasankan oleh Al-Albani dalam
Ta’liq alal Misykat 2/797 No. 2598).
0 komentar:
Posting Komentar