Perjalanan Unik
Sekeluarga di Amerika Peluk Islam
Dream - Paige Botello
adalah seorang karyawati salah satu toko buku terbesar di Amerika Serikat,
Barnes & Nobel. Ia mengawali perjalanannya menuju Islam dengan cara yang
unik.
Pasca-serangan teroris 11 September 2001
yang menghantam gedung World Trade Centre di New York, hampir semua buku
tentang Islam di toko Paige ludes terjual. Fenomena tersebut tentu saja membuat
Paige sedikit bingung dan heran.
"Semua buku tentang Islam, Timur
Tengah, bahkan Alquran habis dalam dua hari usai insiden," kenang Paige
dikutip Dream.co.id dari laman OnIslam.net, Sabtu 27 Februari 2015.
Paige berpikir itu sangat menarik. Namun
Paige saat itu tak mengetahui apa pun tentang Islam. Hanya saja, dia jadi ikut
tertarik untuk membaca tentang Islam. Paige kemudian melihat sebuah buku
tentang Islam berjudul Islam for Dummies. Tertarik, ia kemudian membeli dan
membacanya.
Dari buku tersebut Paige merasakan
takjub yang sangat tentang Islam. Paige melihat beberapa hal yang benar-benar
indah tentang Islam. Menurutnya Islam sangat masuk akal.
"Saya merasakan diri saya semakin
tertarik tentang Islam, terutama rasionalitas di dalamnya," katanya.
Dibesarkan dalam keluarga atheis, Paige
tumbuh menjadi gadis yang kritis terhadap agama. Kendati demikian dia selalu
tertarik pada filsafat, agama, dan sejarahnya.
Paige bahkan sempat mencoba beberapa
agama, namun tak ada satu pun yang mampu menembus prinsip rasionalitas dalam
pikirannya. Hingga akhirnya dia membaca Islam for Dummies yang membuatnya
tertarik untuk mempelajari Islam.
Hidayah itu pun datang. Paige kemudian
datang ke masjid yang selama ini menjadi tempat yang menakutkan baginya. Namun
Paige merasa telah menemukan agama yang dicarinya dan harus mengesampingkan
pikiran tentang orang-orang Islam yang digambarkan dalam media.
Paige pun bertemu dengan muslim untuk
pertama kalinya dan dia akhirnya mengucapkan syahadat di Masjid Abu Bakar di
Denver.
Namun Paige masih belum menceritakan
keislamannya kepada Tim, suaminya. Tim bekerja sebagai manajer sumber daya
manusia di perusahaan besar.
Meski mendapat pendidikan agama 2 jam
setiap minggu saat sekolah, Tim tidak pernah merasa terikat dengannya. Namun,
Tim tetap percaya bahwa ada Tuhan yang menciptakan alam semesta yang lebih
berkuasa.
Saat bertemu dengan istrinya, Paige, Tim
merasa punya kesamaan tentang konsep Tuhan. Hanya saja mereka tidak terlalu
mendalami sisi kehidupan spiritual dalam keluarga hingga Paige menyatakan
tertarik pada Islam.
Tim pun ikut Paige saat istrinya itu
akan ke masjid menghadiri salat Jumat. Setelah sampai di masjid, Tim sempat
takut dan syok karena salat Jumat ternyata dijaga polisi dan dihadiri ratusan
orang dari berbagai bangsa.
Namun setelah imam masjid mengajak Tim
berkeliling dan mendengarkan kutbah, ia sedikit tenang dan merasa takjub dengan
Islam. Ternyata Tim juga tertarik untuk mempelajari Islam.
"Ketika Tim memutuskan menjadi
seorang muslim, saya benar-benar merasa lucu karena saya sudah menjadi muslim
beberapa bulan sebelumnya," kenang Paige.
Selama menjadi muslim, Paige sempat
sedih karena ia tahu tak dapat menjalin hubungan pernikahan dengan non-muslim.
Namun Paige tak tega dan tak mampu meninggalkan suaminya.
Tapi Paige yakin dalam hatinya bahwa
suaminya pasti akan mengikuti jejaknya tak lama setelah mengenal Islam. Dan
benar saja, Tim pun menyatakan keinginan untuk menjadi mualaf.
"Dalam waktu enam bulan setelah
keislaman saya, ia pun bersyahadat," ungkap Paige penuh syukur.
Kebahagiaan Paige dan Tim semakin
bertambah kala putri mereka, Kayla Botello, juga memutuskan untuk menjadi
mualaf.
Beruntung, Kayla akhirnya menikah dengan
seorang Amerika Muslim keturunan Suriah bernama Yassir.
"Ketika Kayla masuk Islam, saya
percaya itu adalah sesuatu yang ditakdirkan untuk terjadi, termasuk saat saya
datang dalam kehidupannya. Dia punya banyak kualitas baik dalam dirinya yang
tercermin dan sudah ada dalam Islam," kata Yassir. (Ism)
Sumber
:
0 komentar:
Posting Komentar